Aksi Relawan Tepis Stigma Negatif Anak Muda 

Anak muda masih seringkali mendapat stigma negatif dari generasi sebelumnya. Keseharian mereka yang tidak luput dari media digital membuat mereka dianggap sebagai pemalas, ingin serba instan, bahkan dianggap tidak mampu menghadapi tekanan atau tantangan yang berat akibat ketergantungan mereka dengan media digital. 

Padahal, hal itu justru membentuk mereka menjadi individu dengan karakter yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Anak muda masa kini cenderung lebih adaptif, kreatif dan inovatif. Sehingga hal itu pun membuat mereka selalu memiliki cara tersendiri dalam melakukan sesuatu. 

Tidak terkecuali juga dalam dunia kerelawanan. Dalam berbagai aksi, wajah anak muda kini tengah banyak tampil sebagai penggerak aksi kerelawanan dunia. Semangat muda yang menggelora dan kecakapan mereka dalam meramu aksi secara langsung dan melalui ruang digital menjadikan mereka memiliki peran penting dalam setiap aksi kerelawanan. 

Melansir laman International Association for Public Participation (IAP2) Indonesia, disebutkan bahwa keterlibatan anak muda dalam aksi kerelawanan tidak jarang berangkat dari kesadaran yang tumbuh akibat terpaan informasi dari media sosial.  

Namun, beberapa di antara mereka juga cenderung memiliki kepekaan dan kesadaran mendalam akan isu-isu krusial seperti isu sosial, peduli lingkungan, kesehatan mental dan hak asasi manusia. 

Lantas, bagaimana anak muda mau terlibat dalam aksi kerelawanan? 

Motivasi Keterlibatan Anak Muda dalam Aksi Relawan 

Mungkin jika dilihat dari satu sisi, keterlibatan anak muda dalam berbagai aksi kerelawanan tampak seperti ikut-ikutan dengan yang sedang ramai di media sosial. Namun pada nyatanya mereka tidak serta merta hanya ikut-ikutan tanpa motivasi yang jelas. 

Hasil survei British Heart Foundation (2023) menyatakan, 9 dari 10 responden Gen Z mengaku memiliki pertimbangan untuk terlibat dalam aksi kerelawanan dibandingkan dengan hampir tiga perempat responden Gen Baby Boomer (usia 59-77+). 

Hasil survei tersebut juga mengungkap motif di balik pertimbangan anak muda untuk terlibat dalam aksi kerelawanan, yakni karena aksi kerelawanan bisa membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri dan menjaga kesehatan mental. 

Selain itu, semangat muda mereka seperti rasa keingintahuan yang tinggi, keinginan untuk menambah pengalaman serta memperluas jaringan pertemanan juga menjadi motivasi mereka untuk turut serta dalam aksi kerelawanan. 

Senada dengan itu, M. Abror, Co-founder Ubah Bareng, juga menyebut aksi kerelawanan bisa menjadi wadah yang tepat bagi anak muda yang memiliki motivasi untuk mengembangkan diri.  

“Kebanyakan anak muda merasa belum tahu banyak hal sehingga ini jadi poin penting dalam aksi kerelawanan itu sendiri. Karena dari aksi ini bisa jadi ruang untuk mereka belajar banyak hal. Ini jadi tempat terbaik mereka untuk mengembangkan diri dengan terus menebarkan aksi kebaikan di berbagai lini,” ujarnya saat diwawancara tim jurnalis ID Humanity Dompet Dhuafa dalam Kongres Nasional Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) 2025. 

Berawal Dari Satu Aksi Menuju Satu Hari Satu Kebaikan 

Semangat muda yang ada dalam aksi kerelawanan muda tidak hanya memberikan manfaat bagi relawannya sendiri melainkan juga dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat yang menerima manfaat dari aksi kerelawanan tersebut. 

Apalagi, menurut spektrum partisipasi publik IAP2 juga menyebutkan bahwa dalam aksi kerelawanan saat ini, anak muda memberikan warna baru sebagai generasi yang akrab dengan media digital yakni digitalisasi aksi kerelawanan.  

Belum lagi, karakter masyarakat Indonesia yang berdasarkan data rilisan Charities Aid Foundation (CAF) yang dikutip melalui laman radarsuara.com, menyebut, Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia. Di mana sembilan dari sepuluh warganya mendonasikan uang mereka untuk kegiatan amal, dan enam dari sepuluh orang Indonesia menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan kerelawanan. 

Berdasarkan hal itu, aksi kerelawanan muda pun pada akhirnya mampu menjawab berbagai stigma negatif yang masih kerap ditujukan pada anak muda.  

Sebagaimana semangat #1Hari1Kebaikan yang selalu dikukuhkan dalam setiap aksi kerelawanan Dompet Dhuafa Volunteer (DDV), para anak muda menyatukan semangatnya untuk terus menebarkan kebaikan yang berdampak dan inklusif.  

Berbagai aksi nyata kerelawanan muda DDV di antaranya, aksi kemanusiaan seperti voluntrip dan little explorer di wilayah yang termasuk 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), aksi peduli lingkungan seperti Kurban Asik tanpa Sampah Plastik, Clean up our Mosque, dan aksi penanaman pohon, serta aksi menebar kebaikan di bulan Ramadhan seperti Tarhib Ramadhan dan Remember yang digelar bersama anak-anak yatim. 

Melalui berbagai aksi tersebut, DDV menjadi salah satu wajah anak muda yang mampu menepis stigma negatif anak muda dengan semangat #1Hari1Kebaikan.  

(Shinta Fitrotun Nihayah/ID Humanity Dompet Dhuafa).