MYANMAR – Pasca mengaktivasi bantuan kemanusiaan ke lokasi terdampak gempa Myanmar sejak 3 April lalu, tim respons Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa terus berupaya melanjutkan asesmen dan penyaluran bantuan di Naypyidaw dan Mandalay, Myanmar, hingga Kamis (10/4/2025).
Dompet Dhuafa menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa bahan pokok makanan maupun siap saji, alat sanitasi, Cash Voucher Assistant (CVA) atau bantuan langsung tunai. Serta turut berkontribusi membantu pergerakan Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia dan Emergency Medical Team (EMT) Indonesia yang sedang bergerak mendirikan tenda rumah sakit di The-50 Bed Hospital, Naypyidaw, Myanmar.

Kerusakan bangunan membuat para penyintas kehilangan tempat tinggal dan tempat untuk beribadah yang tak lagi layak dampak gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025 lalu.

Fasilitas publik seperti tempat beribadah, jembatan, jalur kereta, gedung perkantoran hingga sekolah mengalami kerusakan yang cukup fatal dampak gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025 lalu.

Kerusakan bangunan menimbulkan ancaman keselamatan bagi para warga Myanmar dampak gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025 lalu.
Selain itu, Dompet Dhuafa juga berkolaborasi dengan mitra lokal untuk mendirikan dapur umum dan penyaluran bantuan kepada para korban terdampak di beberapa lokasi, salah satunya Rumah Sakit Mandalay General Hospital.
Terpantau, hampir sebanyak 50 ribu bangunan rusak, 4 ribu lebih bangunan sekolah dan perkantoran rusak, hingga 3 ribu lebih bangunan tempat ibadah pun rusak. DMC Dompet Dhuafa merespons hal ini dengan turut melakukan aksi bersih-bersih tempat ibadah yang rusak berat di lokasi setempat.
“Semoga bantuan-bantuan yang telah tersalurkan dapat bermanfaat, khususnya bagi penyintas gempa Myanmar. Di samping itu memang kendalanya banyak. Bantuan masuk dengan pengecekan yang berlapis. Kemudian penyediaan bantuan logistik lebih sulit dikarenakan letak pasar tidak terkonsentrasi,” tutur Taqi Falsafati, salah satu tim respons DMC Dompet Dhuafa yang berada di lokasi.

Tim Respons DMC Dompet Dhuafa sedang menyalurkan bantuan berupa makanan pokok kepada para penyintas Gempa Myanmar.

Tak hanya makanan, Dompet Dhuafa pun menyalurkan bantuan berupa Cash Voucher Assistant (CVA) atau bantuan langsung tunai kepada para penyintas gempa.
Jumlah terkini korban menyentuh angka 3.400 orang meninggal, 4.500 orang terluka dan 220 orang yang sedang dalam pencarian.
Bantuan yang telah sampai masih jauh dari kata cukup. Koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Myanmar masih terus berlanjut dengan kemungkinan pengiriman bantuan kemanusiaan berikutnya.
Taqi menyebutkan kebutuhan mendesak saat ini yakni bahan makanan, bantuan medis, alat sanitasi, tenda pengungsian hingga pakaian hangat atau selimut. Ia pun menyuarakan ajakan untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama, utamanya dalam peristiwa bencana kemanusiaan di Myanmar saat ini.

DMC Dompet Dhuafa turut berkontribusi dengan membantu pendirian tenda pengungsian dari Pemerintahan Republik Indonesia di titik lokasi terdampak.

Tenda pengungsian tampak dari dalam: DMC Dompet Dhuafa turut berkontribusi dengan membantu pendirian tenda pengungsian dari Pemerintahan Republik Indonesia di titik lokasi terdampak.

Dompet Dhuafa menyuarakan ajakan untuk menyatukan kepedulian dengan berdonasi melalui https://digital.dompetdhuafa.org/donasi/prayformyanmar .
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo di Myanmar pada 28 Maret 2025 lalu merupakan bencana yang merupakan tanggung jawab sesama manusia. Tidak ada kata terlambat untuk bersatu mengulurkan tangan. Ikut berdonasi melalui https://digital.dompetdhuafa.org/donasi/prayformyanmar, mari bersama bangun harapan bagi para penyintas. (Dompet Dhuafa)
Teks : Hany Fatihah Ahmad
Foto : Dedi Fadlil, DMC
Penyunting : Dhika