Cordofa Gelar Pelatihan Dai Transformatif, Dorong Dakwah yang Berdampak Sosial 

Bogor—Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) resmi membuka pelatihan Dai Transformatif pada Kamis (30/10/2025) di Bogor, Jawa Barat. Ini sebuah inisiatif strategis untuk mencetak pendakwah yang mampu menjadi agen pemberdayaan dan transformasi sosial masyarakat. 

Dalam pelatihan tersebut, para dai mendapatkan berbagai pengetahuan dan pembekalan sebelum ditugaskan di wilayah 3T (tertinggal, terpencil, dan terluar) Indonesia.  

Materi yang diberikan mencakup wawasan Islam, sosial, kesehatan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), hingga kemampuan berbicara di depan publik. 

Pelatihan yang berlangsung hingga 13 November 2025 ini menjadi yang pertama melibatkan lebih dari 50 persen dai perempuan, menandakan inklusivitas dalam upaya dakwah. Para peserta berasal dari wilayah Jabodetabek dan luar Jabodetabek. 

“Tujuan pelatihan adalah mencetak da’i yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan keagamaan (dakwah bil-kalam), tetapi juga berperan aktif dalam pemberdayaan (dakwah bil-hal), merefleksikan perkembangan dakwah di zaman Rasulullah SAW,” ujar Ahmad Sonhaji, Direktur Sosial, Kemanusian, dan Dakwah Dompet Dhuafa.  

Dalam pembukaan pelatihan ini turut hadir Wakil Walikota Bogor, Jenal Mutaqin. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapannya bahwa para dai bisa menjadi tauladan untuk setiap orang.  

“Pentingnya adab sebagai fondasi, dan saya berharap para dai bisa menjadi tauladan kehidupan dan dapat memberikan banyak manfaat untuk masyarakat. Seperti yang disampaikan dalam hadist, “Khoirunnas anfaahum linnas”, yang berarti nilai seseorang diukur dari seberapa besar manfaat yang ia berikan kepada orang lain,” ujar Jenal Mutaqin. 

Dai Transformatif perlu mengisi perannya sebagai pembawa kebaikan yang rahmatan lil alamin. Kebaikan yang tidak hanya berhenti dalam lisan, tetapi punya dampak nyata di masyarakat.  

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Andi Makmur Makka, Dewan Pembina Dompet Dhuafa. Beliau menyampaikan dalam sesi keynote speech bahwa dakwah harus membawa rahmat bagi semua, bukan perpecahan. 

“Bahwa dakwah memiliki bentuk yang beragam (termasuk melalui penyair dan teater), dan da’i harus menguasai dakwah ibadah sosial, bukan hanya ceramah monolog,” ucapnya.  

Ia menambahkan bahwa pembangunan karakter dan kapasitas diri, pencapaian inovasi, hingga kontribusi terhadap perubahan peradaban merupakan tolak ukur keberhasilan seorang pendakwah pada masa kini dan mendatang. (Muhammad Afriza Adha/ID Humanity Dompet Dhuafa)