amp-web-push-widget button.amp-subscribe { display: inline-flex; align-items: center; border-radius: 5px; border: 0; box-sizing: border-box; margin: 0; padding: 10px 15px; cursor: pointer; outline: none; font-size: 15px; font-weight: 500; background: #4A90E2; margin-top: 7px; color: white; box-shadow: 0 1px 1px 0 rgba(0, 0, 0, 0.5); -webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); } .amp-logo amp-img{width:190px} .amp-menu input{display:none;}.amp-menu li.menu-item-has-children ul{display:none;}.amp-menu li{position:relative;display:block;}.amp-menu > li a{display:block;} /* Inline styles */ div.acss138d7{clear:both;}div.acss5dc76{--relposth-columns:3;--relposth-columns_m:2;--relposth-columns_t:3;}div.acssab2e6{aspect-ratio:1/1;background:transparent url(https://idhumanity.org/wp-content/uploads/2025/02/uLhGNgt7AlgLehy3s0KP-150x150.jpg) no-repeat scroll 0% 0%;height:150px;max-width:150px;}div.acss6bdea{color:#333333;font-family:Arial;font-size:12px;height:75px;}div.acssa0fcd{aspect-ratio:1/1;background:transparent url(https://idhumanity.org/wp-content/uploads/2025/04/DMC03554-150x150.jpg) no-repeat scroll 0% 0%;height:150px;max-width:150px;}div.acss6a68d{aspect-ratio:1/1;background:transparent url(https://idhumanity.org/wp-content/uploads/2025/08/WhatsApp-Image-2025-08-17-at-22.26.47-4-150x150.jpeg) no-repeat scroll 0% 0%;height:150px;max-width:150px;} .icon-widgets:before {content: "\e1bd";}.icon-search:before {content: "\e8b6";}.icon-shopping-cart:after {content: "\e8cc";}
Ket: Bu Maemunah.
Jakarta—“Saya mengikuti UMKM ini sebagai yang mengolah pempek. Alhamdulillah hasilnya lumayan untuk membantu anak dan cucu saya di rumah,” ungkap Bu Maemunah salah seorang penerima manfaat program Pemberdayaan Majelis Taklim Ummahat (PMTU) Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa.
Bu Maemunah adalah seorang perempuan paruh baya yang tinggal di Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara. Tepatnya di pemukiman kolong jembatan yang berdekatan dengan laut Jakarta Utara.
Ket: Kiri kolong jembatan dan kanan lokasi TPQ Manula.
Dia termasuk salah satu anggota majelis taklim dari TPQ Manula Al-Qomariah, sebuah majelis taklim ibu-ibu yang memfokuskan aktivitasnya belajar mengaji dan berwirausaha/ UMKM.
Sebelumnya Bu Maemunah merupakan buruh dari salah satu pabrik yang berkawasan di Jakarta. Namun saat gelombang pandemi Covid-19 melanda, dia termasuk ke dalam salah satu karyawan yang diberhentikan. Cukup lama beliau menganggur dan hidup bersama anak serta cucu lantaran sang suami sudah almarhum.
Ket: Bu Maemunah sedang mengolah makanan
“Saya buruh pabrik yang terkena PHK di akhir tahun 2019, sebelum Covid-19, saya di-PHK. Lumayan nganggur lama. Jadi nenek yang momong cucu,” jelas ceritanya.
Akan tetapi seraya cahaya harapan datang, saat dia memutuskan untuk bergabung dengan majelis taklim TPQ Manula Al-Qomariah. Bu Maemunah mulai belajar banyak hal, mulai dari tentang agama hingga tentang berwirausaha.
“Setiap Senin, Rabu, dan Jumat kita mengaji di sini. Untuk aktivitas UMKM-nya di luar hari-hari itu, agar tidak mengganggu kekhusyukan saat mengaji,” pungkasnya.
Dia menerima banyak perubahan setelah bergabung dengan TPQ Manula Al-Qomariah. Dia mulai bisa membaca huruf hijaiyah, mulai hafal beberapa surat, dan mulai menggunakan hijab. Semua itu ia rasakan langsung bahwa perubahan yang baik akan selalu mengantarkan kebaikan.
Selama tergabung di TPQ Manula Al-Qomariah, dia juga belajar tentang kewirausahaan dengan mampu memproduksi aneka makanan ringan yang kental dengan nuansa lokal, seperti pempek, rebon, dan sambal ikan asap.
Alasan TPQ Manula Al-Qomariah memproduksi aneka makanan tersebut lantaran posisi mereka yang berdekatan dengan laut mampu mendorong mereka untuk mengembangkan potensi kekayaan alam sekitarnya. Satu bungkus pempek dibandrol harga Rp35.000 dan satu toples udang rebon berharga Rp60.000.
Pemasaran produk-produknya dilakukan cara tradisional dan juga modern. Secara tradisional ditawarkan langsung kepada konsumen yang datang ke tempat majelis dan secara modern ditawarkan melalui media sosial.
Dengan bergabung dalam TPQ Manula, tidak hanya mengubah hidup Bu Maemunah secara keagamaan, namun juga mentransformasi dirinya menjadi pribadi yang mampu menghasilkan olahan produk yang dapat membantu kehidupannya.
“Alhamdulillah ada penghasilan, berapapun besarnya, yang penting berkah,” aku Maemunah.
Pendiri TPQ Manula Al-Qomariah merupakan perempuan tangguh lainnya seperti Bu Maemunah. Bernama Bu Desi Purwatuning, atau yang biasa disapa Bunda. Beliau mendirikan TPQ Manula Al-Qomariah pada tahun 2020.
Ket: Anggota TPQ Manula dan Bu Desi (kanan).
Keputusan pendirian TPQ Manula Al-Qomariah merupakan bentuk keprihatinan beliau untuk memberikan literasi keagamaan dan membangun komunitas pemberdayaan untuk perempuan.
“TPQ ini berdiri atas keprihatinan kita melihat ibu-ibu yang ingin mengaji, punya komunintas mengaji, tapi yang memahami mereka sesuai dengan kondisi dan keadaan mereka. (Jadi ada) yang belum mengenal huruf hijaiyah. Terus kondisi mereka yang tidak memiliki kelebihan ekonomi, itulah yang mendorong berdirinya TPQ Manula. Agustus nanti sudah 5 tahun,” ungkap Bu Desi.
Pada awal mulanya berdiri TPQ Manula Al-Qomariah, tantangan demi tantangan silih berganti. Mulai dari sikap skeptis dari preman-preman sekitar, dituduh membuat keberisikan, hingga dituduh teroris. Namun hal itu tidak mematahkan semangat para anggota dan Bu Desi untuk tetap melanjutkan kegiatan pengajian dan kewirausahaan.
“Kami yakin ketika kami berusaha untuk kebaikan, pasti Allah akan memberikan jalan yang tidak disangka-sangka sama kita,” lanjutnya.
*Kemiskinan Masih menjadi Tantangan Indonesia*
Dalam siaran langsung di kanal Youtube BPS, memaparkan dari tahun 2020-2024 jumlah penduduk kemiskinan mengalami penurunan.
Tahun 2020 jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 27,55 juta. Dengan persentase penduduk sebesar 10,19 persen. Tahun 2021 jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 26,50 juta. Dengan persentase penduduk sebesar 9,71 persen.
Tahun 2022 jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 26,36 juta. Dengan persentase penduduk sebesar 9,57 persen. Tahun 2023 jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 25,90 juta. Dengan persentase penduduk sebesar 9,36 persen.
Terakhir tahun 2024 jumlah penduduk miskin Indonesia sebanyak 24,06 juta. Dengan persentase penduduk sebesar 8,57 persen. Artinya dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir, ada 3,49 juta penduduk Indonesia yang sudah terbebas dari kemiskinan.
Dalam sumber yang berbeda yakni Katadata Insight Center dalam risetnya yang berjudul Kelas Menengah Indonesia di Tengah Ketidakpastian Ekonomi (2025) mencatat bahwa kelompok miskin di Indonesia mengalami peningkatan dari 25,1 juta orang (2019) menjadi 25,2 juta orang (2024).
Kenyataan itu ditambah dengan menurunnya penduduk kelas menengah dari 57,3 juta orang (2019) menjadi 47,9 juta orang (2024).
Artinya meski tingkat kemiskinan menurun, nyatanya kelompok kelas menengah juga mengalami penurunan dan berpotensi membuat mereka termasuk dalam kelompok di bawah garis kemiskinan.
Ket: Sumber dari Katadata Insight Center (2025).
Dalam sumber lanjutan dengan judul Peran Perempuan dalam Menanggulangi Kemiskinan di Indonesia Tahun 2017-2021 (2024) oleh Patimah Zahra dan Hardius Usman, merekam bahwa perempuan termasuk dalam kemiskinan dengan tingkat terbanyak dibandingkan laki-laki.
Ket: Sumber dari Zahra dan Usman (2024).
“Data BPS menunjukkan bahwa dalam rentang waktu lima tahun terakhir, sejak 2017 hingga 2021, perempuan selalu mengalami tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Bahkan angka kemiskinan perempuan mencapai 10,37 persen sedangkan angka kemiskinan laki-laki bernilai 9,92 persen pada tahun 2021. Hal tersebut mengindikasikan bahwa partisipasi dan peran perempuan dalam pengentasan kemiskinan masih terbatas karena perempuan masih mendominasi dibandingkan laki-laki dalam hal kemiskinan,” tulis Zahra dan Usman.
*Sekilas Tentang PMTU*
PMTU adalah program bantuan LPM Dompet Dhuafa berupa penguatan modal usaha kepada jamaah majelis taklim ummahat, sehingga pendapatan keluarga penerima manfaat dapat bertambah. Baik dari sisi pendapatan ekonomi maupun dari segi kelilmuan, karena setiap penerima manfaat akan diberikan pelatihan ekonomi keluarga.
Melalui program ini, LPM Dompet Dhuafa berusaha memaksimalkan eksistensi majlis taklim bukan hanya sebagai wadah agama dan sosial tapi juga sebagai wadah penggerak ekonomi. Implikasinya ini bisa menciptakan stabilitas ekonomi keluarga mustahik menuju ke arah yang lebih baik.
Kriteria pemilihan penerima manfaat PMTU terdiri dari beberapa hal. Mulai dari seorang janda yang ditinggal meninggal suaminya yang akhirnya membuat sang istri menjadi tulang pungung keluarga serta memiliki anak atau keluarga yang sedang bersekolah.
Kemudian penerima manfaat juga merupakan jama’ah ummahat yang aktif dalam pengajian dan kegiatan keagamaan di majlis taklim di lingkungan sekitar tempat tinggal.
Adapun skema bantuan program PMTU ini bisa berupa nominal uang, pelatihan kewirausahaan, dan pengadaan alat penunjang usaha. Ketika bantuan diberikan maka akan diberlakukan pendampingan intensif selama beberapa bulan dengan tujuan untuk meningkatkan dan menjaga semangat untuk terus berkarya.
Salah satu penerima manfaat program PMTU ini adalah majelis taklim TPQ Manula Al-Qomariah yang terletak di Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara. LPM Dompet Dhuafa turut memberi bantuan dan pendampingan bagi ibu-ibu majelis taklim untuk bisa memperoleh pendapatan tambahan guna menunjang kehidupan mereka sehari-hari.
Salah satu produk kolaborasi lewat PMTU ini adalah makanan ringan pempek, udang rebon, dan sambal ikan asap.
“Ini dibuat oleh ibu-ibu di majelis taklim. Ini produk best seller kami, snack rebon, pempek rebon, dan sambal ikan asap. Ikan asapnya pun dihasilkan dari daerah sini. Alhamdulillah ini bisa membantu perekonomian ibu-ibu,” ucap Bu Desi.
Beliau bersama anggota TPQ Manula Al-Qomariah lainnya bergotong-royong dalam memproduksi aneka makanan ringan tersebut. Ada yang bertugas memasak, memotong, dan membungkus ke dalam kemasan.
“Satu hari bisa dapat 15 toples untuk rebon dan 20 bungkus untuk pempek,” tambah Bu Maemunah.
Hingga kini pendampingan LPM Dompet Dhuafa masih terus dilakukan.
LPM Dompet Dhuafa mengajak seluruh pihak untuk turut serta dalam ikhtiar kebaikan ini guna mendorong para perempuan menjadi aktor yang berdaya dan tangguh. Dengan tergabung dalam gerakan Pemberdayaan Majelis Taklim Ummahat, teman-teman sudah bisa membantu perempuan untuk mandiri dan menjadi tokoh inspiratif bagi keluarga maupun masyarakat dalam keriwausahaan.
Kunjungi https://digital.dompetdhuafa.org/donasi/Pemberdayaan-Mejelis-Taklim. Setiap dukungan yang Anda berikan adalah harapan bagi mereka untuk memiliki masa depan yang lebih baik.
Mari kita wujudkan mimpi perempuan Indonesia dengan dukungan kalian. Mari kita bersatu untuk membantu mereka berdaya dan mewujudkan semangat perempuan tangguh. (Arifian Fajar Putera/ Dompet Dhuafa)
Sukabumi, Jawa Barat--Dompet Dhuafa semarakan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Sekolah Dasar Negeri…
Bandung Barat, Jawa Barat—ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) menyalurkan bantuan…
Gorontalo—Di bawah langit cerah nan biru, anak-anak yang telah merapatkan duduknya tampak bersemangat saat tim…
Jakarta - Ribuan orang hadir dalam Aksi Bersama Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP) didukung…
Bogor—ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) meresmikan sembilan Posko Layanan Bagian Pemulasaraan…
Tangerang Selatan—Sebanyak 70 santri mualaf binaan Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa (Pemulia DD) mengikuti…