
Kota Depok—Ketika manusia mengonsumsi makanan untuk bertahan hidup, saat itu juga manusia meninggalkan jejak berupa sampah. Peningkatan konsumsi makanan berjalan beriringan dengan meningkatnya jumlah produksi sampah.
Kondisi ini kerap terjadi di tengah euforia masyarakat di bulan suci Ramadan. Setiap orang memberikan apresiasi dirinya setelah menahan lapar dan haus selama satu hari penuh dengan membeli dan mengonsumsi makanan dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.
Akibatnya adalah bertambah pula jumlah produksi sampah, terutama sisa-sisa makanan yang tak bisa didaur ulang, dan kebiasaan penggunaan kemasan sekali pakai pada bulan Ramadan. Hal ini akan menjadi masalah serius jika tidak disikapi dengan bijak.
Kesadaran terhadap masalah sampah dan berakhir buruk pada lingkungan ini menjadi penting untuk dimiliki masyarakat agar masalah ini bisa diatasi.
Isu-isu ini melatarbelakangi berlangsungnya acara “Thirty Days Off Wasted” yang diselenggarakan ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) di Setu Tujuh Muara, Bojongsari Lama, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat, pada Minggu (23/2/2025).

Demi menyebarkan nilai-nilai baik dari kesadaran mengurangi sampah, acara yang berjalan sejak pagi ini menggelar aksi long march mengelilingi kawasan sekitar Setu Tujuh Muara bersama Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan Ranita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Aksi long march yang dipenuhi poster-poster dan kostum menarik dari peserta mencoba mengampanyekan pesan-pesan untuk mengurangi sampah makanan dan kemasan makanan selama bulan Ramadhan.

“Thirty Days Off Wasted kami pilih menjadi tema acara, karena tiga puluh sendiri identik dengan jumlah hari di bulan Ramadan dan tiga puluh hari ini akan terbuang sia-sia apabila tidak dimanfaatkan dengan baik juga tidak bijak dalam mengelola sampah,” ucap Putri Alya Firdaus selaku staf Project Lingkungan DMC Dompet Dhuafa.
“Lewat acara Thirty Days Off Wasted juga kami ingin mengajak masyarakat luas untuk mengurangi perilaku konsumtif kita dan menahan diri untuk tidak berlebihan dalam membeli makanan yang dapat meningkatkan sampah di bulan Ramadan,” lanjut Alya.

Selain aksi jalan panjang, di acara ini terdapat pula aksi Orasi Lingkungan dari Panca Yudha Dirgantara yang menyampaikan pesan penting kita untuk menjaga kelestarian Bumi.
Selanjutnya, acara ini diisi dengan diskusi mengenai lingkungan juga dalam kegiatan Bincang-bincang Iklim, yang menghadirkan Ika Saragih dan Kori Shifatun dari Ranita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam sesinya di Bincang-Bincang Iklim, Kori Shifatun menjabarkan pemahaman terkait hubungan antara pengelolaan sampah, lingkungan yang baik, dan bebek.
“Bebek ini jadi salah satu media buat mengelola sampah organik yang ramah lingkungan. Dari seekor bebek juga kita bisa belajar bagaimana kita bisa mengonsumsi makan secukupnya untuk bertahan hidup, tidak lebih dari kebutuhan, maka dengan begitu kita juga tidak menghasilkan banyak sampah. Dan ini sesuai dengan tujuan acara hari ini yakni mengurangi konsumsi yang berlebihan agar bisa mengurangi sampah,” terang Kori.

Melibatkan program Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), dan Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa, acara ini terdapat booth Darling (Dapur Keliling) yang menjajakan makanan sehat seperti buah-buahan dan jus segar untuk warga yang berolahraga di sekitar danau.
Tidak hanya booth makanan, terdapat juga booth kesehatan dari LKC yang menyediakan fasilitas layanan pemeriksaan kesehatan dan layanan konseling kesehatan mental.

Di acara yang sama, tim DMC Dompet Dhuafa dan para relawan serta Karang Taruna Bojongsari ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih Setu Tujuh Muara dari sampah-sampah yang tersebar di sekitar danau.
“Saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah mengadakan kegiatan ini. Mengajak kita untuk lebih sadar terhadap masalah sampah. Dan terima kasih juga sudah mensupport kegiatan bersih-bersih Setu Tujuh Muara,” Yaya Sudira, selaku Lurah Bojongsari.

“Alhamdulillah ada Dapur Keliling dari Dompet Dhuafa yang membantu sekali teman-teman yang berolahraga di sini, dan juga di sini ada cek kesehatan gratis, ya. Tadi juga ada aksi kampanye untuk mengajak kita agar menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya dengan menggunakan tumblr untuk wadah air minum. Jangan menggunakan plastik dan produk sekali pakai, karena sampah plastik akan sangat lama terurai di alam,” ucap Dedi Irawan warga yang turut hadir dalam acara Thirty Days Off Wasted.
Kawan Baik, menjadikan bulan Ramadhan sebagai momen untuk memperbaiki diri dan menjaga lingkungan, sesuai dengan tema acara, yaitu “Thirty Days off Wasted” marilah kita untuk bijak agar selama 30 hari tidak menghasilkan sampah yang menjadi sia-sia. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (Muhammad Afriza Adha/ID Humanity)