Pentingnya Edukasi Kebencanaan Bagi Anak Usia Dini, DMC Sosialisasikan SPAB di Sekolah TK Bakti Mulya 400 

Jakarta—ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) mengadakan sosialisasi Siap Siaga Bencana di Taman Kanak-kanak (TK) Bakti Mulya 400, Pondok Indah, Kota Jakarta Selatan, pada Jumat (15/08/25). Dengan diikuti 162 siswa dan guru, sosialisasi berlangsung dengan pemaparan materi serta simulasi kesiapsiagaan bencana. 

Sosialisasi ini merupakan bagian dari Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang diselenggarakan DMC di berbagai jenjang sekolah mulai dari TK hingga SMA.  

Staf Mitigasi dan Diklat Bencana DMC, Syaiban menyatakan, sosialisasi ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan awal tentang kebencanaan kepada anak-anak sebagai kelompok yang rentan saat terjadi bencana. 

“Anak-anak termasuk kelompok rentan dalam bencana. Karena itu DMC mengadakan sosialisasi SPAB di sekolah sebagai pengetahuan awal tentang tata cara menghadapi dampak bencana. Sehingga para guru dan murid lebih tanggap dalam meningkatkan kesiapsiagaan di lingkungan sekolah,” ucap Syaiban. 

Dalam paparannya, Tim DMC mengajak anak-anak untuk memahami tentang kebencanaan yang mencakup jenis-jenis bencana, sikap yang tepat saat terjadinya bencana, hingga menyiapkan tas siaga bencana. Kemudian, anak-anak diajak untuk mengikuti simulasi siap siaga bencana. 

Saat paparan berlangsung, anak-anak pun tampak bersemangat dengan saling mengacungkan tangan saat Tim DMC mengajak untuk menyebutkan jenis-jenis bencana. Tidak hanya itu, mereka juga tampak riang saat paparan materi tentang sikap siaga bencana disampaikan dengan iringan musik yang dinyanyikan bersama-sama. 

Sementara itu, Guru TK Bakti Mulya 400, Triani Sugianingsih menyatakan, dengan adanya sosialisasi tersebut, para guru dan siswa menjadi lebih memahami tentang kesiapsiagaan bencana.  

“Sebelumnya kami sudah mengetahui sedikit tentang kesiapsiagaan bencana, tapi dari sosialisasi ini kami jadi lebih tahu cara yang lebih tepat seperti melindungi kepala yang benar saat terjadi bencana. Terus kami juga jadi tahu cara menjaga suasana agar tetap tenang sehingga anak-anak pun bisa tenang dan merasa aman saat terjadi bencana,” ujarnya. 

Lebih lanjut, Triani menyatakan, paparan tentang menyiapkan tas siaga bencana juga menjadi wawasan baru bagi anak-anak dan guru. 

“Saat dipaparkan tentang menyiapkan tas siaga bencana, itu jadi pengetahuan baru buat anak-anak, karena sebelumnya kami sebagai guru pun belum pernah tahu pentingnya menyiapkan tas siaga sehingga mereka juga nantinya bisa menyampaikan ke orang tuanya,” lanjutnya. 

Triani berharap agar melalui sosialisasi ini anak-anak mampu memiliki kesiapsiagaan yang baik saat terjadi bencana.  

“Harapannya anak-anak jadi lebih memahami kalau misal benar-benar terjadi bencana, mereka bisa tenang menghadapinya, bisa evakuasi diri dan saling membantu dengan temannya sehingga bisa sama-sama selamat dan aman. Dan semoga ke depannya akan terus berlanjut pelatihan serupa karena anak-anak usia dini sangat butuh pengetahuan tentang sikap yang tepat dalam keadaan darurat,” pungkas Triani. 

Kawan baik, dengan mengedukasi dan mensimulasikan kesiapsiagaan bencana kepada anak-anak terutama di usianya yang masih dini, dapat membuat mereka mampu berdaya dalam keadaan darurat. Apalagi bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (Shinta Fitrotun Nihayah/ DMC Dompet Dhuafa)