amp-web-push-widget button.amp-subscribe { display: inline-flex; align-items: center; border-radius: 5px; border: 0; box-sizing: border-box; margin: 0; padding: 10px 15px; cursor: pointer; outline: none; font-size: 15px; font-weight: 500; background: #4A90E2; margin-top: 7px; color: white; box-shadow: 0 1px 1px 0 rgba(0, 0, 0, 0.5); -webkit-tap-highlight-color: rgba(0, 0, 0, 0); } .amp-logo amp-img{width:190px} .amp-menu input{display:none;}.amp-menu li.menu-item-has-children ul{display:none;}.amp-menu li{position:relative;display:block;}.amp-menu > li a{display:block;} /* Inline styles */ span.acssf62a8{font-weight:400;}div.acss138d7{clear:both;}div.acss5dc76{--relposth-columns:3;--relposth-columns_m:2;--relposth-columns_t:3;}div.acss0445e{aspect-ratio:1/1;background:transparent url(https://idhumanity.org/wp-content/uploads/2025/06/WhatsApp-Image-2025-06-12-at-09.45.46_5d250193-150x150.jpg) no-repeat scroll 0% 0%;height:150px;max-width:150px;}div.acss6bdea{color:#333333;font-family:Arial;font-size:12px;height:75px;}div.acss66e11{aspect-ratio:1/1;background:transparent url(https://idhumanity.org/wp-content/uploads/2025/05/WhatsApp-Image-2025-05-09-at-03.28.25_dd3f9493-150x150.jpg) no-repeat scroll 0% 0%;height:150px;max-width:150px;}div.acss49215{aspect-ratio:1/1;background:transparent url(https://idhumanity.org/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250220-WA0055-150x150.jpg) no-repeat scroll 0% 0%;height:150px;max-width:150px;} .icon-widgets:before {content: "\e1bd";}.icon-search:before {content: "\e8b6";}.icon-shopping-cart:after {content: "\e8cc";}
Kita mungkin tidak bisa banyak berdebat tentang ini: Sawit merupakan salah satu komoditas paling penuh persaingan di negara-negara berkembang. Minyak sawit telah digunakan oleh seantero dunia untuk berbagai produk seperti makanan, non-makanan, dan bahan bakar nabati.
Permintaan akan komoditas pertanian ini amat tinggi, dan Indonesia menjadi salah satu negara penopang terbesar permintaan minyak sawit di seluruh dunia.
Demam komoditas sawit di dunia menjadi faktor pengembangan proyek sawit di Indonesia dari tahun ke tahun. Indonesia mengembangkan proyek perkebunan sawit besar-besaran hingga menjadi produsen/pengekspor utama komoditas ini.
Implikasi dari hal ini adalah pembukaan lahan untuk ditanami bibit tanaman sawit—yang pada sejarahnya berasal dari Afrika Barat ini.
Dalam kurun waktu 2011 hingga 2023, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia meningkat dari 7,8 juta hektar menjadi 16,8 juta hektar, yang berarti pertumbuhan lebih dari dua kali lipat dalam periode tersebut (Katadata.co.id).
Namun dari serangkaian angka gigantik produksi sawit dan keuntungan yang didapat, kita mesti sekali memperdebatkan bila ada satu gagasan yang menyamakan perkebunan sawit dengan hutan. Karena persepsi tersebut jelas-jelas keliru.
Di balik bayang-bayang produksi komoditas ekspor yang menguntungkan ini, ekosistem hutan tropis yang heterogen telah dikonversi secara cepat menjadi bentangan luas tanaman tunggal (monokultur).
Transformasi tersebut telah mengakibatkan rusaknya keanekaragaman hayati yang terkandung dalam hutan, yang pada alamiahnya merupakan tempat hidup dari segala jenis tetumbuhan, dan berbagai macam spesies. Mereka semua banyak menggantungkan hidupnya pada keberadaan hutan tropis yang ada.
Selama dua dekade terakhir, industri sawit telah melahap 9,79 hektare hutan tropis di Indonesia (atau 11 persen dari luas hutan pada tahun 2000).
Menurut Kazuki Iwasa dalam buku Pancaroba Tropika: Perubahan Lingkungan Hidup di Asia Tenggara (2021), perluasan pengembangan perkebunan sawit yang berlebihan membuat Indonesia menghadapi masalah-masalah seperti lenyapnya keanekaragaman hayati secara besar-besaran, pembabatan hutan, pembakaran hutan, dan sengketa lahan.
Selain itu, meskipun sama-sama tumbuhan yang memiliki daun, batang, dan akar, serta kemampuan menyerap karbondioksida di udara, perkebunan sawit tidak bisa disejajarkan dengan peran besar hutan di Bumi.
Melansir artikel di Kompas.id yang berjudul Sesat Pikir Deforestasi demi Sawit menjelaskan bahwa sekalipun sawit menyerap karbon, namun jejak total emisinya lebih besar.
Perubahan penggunaan lahan merupakan sumber utama emisi sawit yang monokultur. Misalnya, emisi sawit yang ditanam di lahan gambut enam kali lebih besar daripada rata-rata.
Tangerang Selatan—Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) menggelar Open House Idul Adha 1446 H di Gedung…
Ambon—Pada Rabu (11/6/2025), Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa Maluku, Abdul Indra Suparman, S.Pd., meraih penghargaan dalam…
Jakarta—Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) di seluruh Indonesia turut menyemarakkan program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa…
NTT—ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) sukses melaksanakan Pelatihan Dasar Kader…
Tangerang Selatan—ID Humanity Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) mengajak masyarakat untuk turut serta…
BATAM—Secercah harapan dan kemandirian baru kini menyelimuti para mualaf di Kepulauan Riau. Pada Kamis (29/5/2025)…