Grebek Kampung Bantu Pemulihan Masyarakat Terdampak Bencana

Jakarta—Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) beri bantuan layanan sosial, kemanusiaan dan dakwah kepada masyarakat Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur pada Kamis (20/03/2025).

Program yang bernama Grebek Kampung memberikan layanan medis gratis lewat rekan Respons Darurat Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (RDK LKC), edukasi mitigasi bencana bersama rekan Disaster Management Center (DMC), layanan servis motor gratis oleh kawan Institut Kemandirian (IK), pesantren kilat dari Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), menu berbuka puasa hingga santunan anak yatim.

“Ada 2 titik lokasi kegiatan program Grebek Kampung yakni di Wilayah Kelurahan Cawang – Jakarta Timur hari ini dan Desa Malasari – Bogor besok (21/03/2025),” ungkap Tarmizi Akbar selaku PIC Program Grebek Kampung.

“Pertama, untuk di Kelurahan Cawang – Jakarta Timur merupakan salah satu titik lokasi bencana banjir (Jabodetabek) yang terjadi beberapa minggu lalu sehingga dengan hadirnya kami dilokasi tersebut semoga dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak,” lanjut Akbar.

“Kedua, di Dusun Legok Dulang Malasari – Bogor merupakan sebuah dusun yang berada dipelosok Bogor yang jauh dari keramaian kota, sehingga kami berharap dengan melaksanakan kegiatan Grebek Kampung disana dapat membawa kebahagiaan bagi masyarakat yang tinggal di dusun tersebut dengan membawa banyak program serta bantuan yang diberikan”.

Sebanyak 100 penerima manfaat memadati dan mengantri untuk bisa mendapatkan layanan medis berupa pengecekan gula dan asam urat serta konsultasi medis. Baik usia muda hingga lansia menerima layanan medis Dompet Dhuafa.

“Dengan adanya kegiatan ini sangat bagus untuk (memudahkan akses) bagi lansia yang harus bepergian jauh ke puskesmas. Sedangkan dengan adanya kegiatan ini bisa membantu dan kita yang muda bisa juga berpartisipasi untuk cek kesehatan,” ungkap Endang salah seorang warga Kelurahan Cawang.

“Di sini sebagian besar warganya semua terkena dampaknya banjir, jadi (program Grebek Kampung) bisa membantu warga sekitar. Kita yang seharusnya bersih di rumah, yang di jalanan juga terbantu (bersih),” lanjutnya.

Sebanyak 100 penerima manfaat juga menerima edukasi mitigasi dan evakuasi banjir serta pemadaman api skala rumah tangga yang juga mengancam wilayah tersebut. Banjir kerap kali mengakibatkan arus pendek listrik yang akhirnya menciptakan percikan api hingga memunculkan kebakaran rumah.

Ada 25 penerima manfaat menerima layanan servis motor ringan yang di mana kendaraan warga menghadapi masalah akibat paparan lumpur banjir Kali Ciliwung.

Tidak sampai di situ, 100 anak-anak sangat antusias dengan kegiatan pesantren kilat. Dengan pembawaan yang menarik dan mudah dipahami mampu membuat anak-anak menyerap materi-materi yang dibawakan.

Dompet Dhuafa juga menyantuni 40 anak yatim dan 30 lansia / dhuafa. Santunan yang diberikan berupa uang dan paket sembako yang dapat dimanfaatkan oleh para penerima manfaat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih saat ini sudah mendekati hari raya Idul Fitri sehingga besar harapan Dompet Dhuafa, bantuan tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan membawa kebahagiaan tersendiri bagi para penerima manfaat.

Selain itu melalui Grebek Kampung, para warga berbondong-bondong melakukan pembersihan wilayah kampung akibat luapan lumpur banjir Kali Ciliwung. Mereka saling bergotong-royong untuk membersihkan wilayahnya untuk lingkungan hidup yang lebih bersih yang juga meminimalisir luapan lumpur yang terbawa oleh banjir.

Agenda Grebek Kampung ditutup dengan berbuka puasa bersama-sama dari menu masakan warga setempat dengan menyediakan 300 porsi makanan berbuka.

Hal ini sejalan dengan semangat juang Dompet Dhuafa dalam memberikan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan serta memberdayakan masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan yang menimpa mereka.

Dengan metode welas kasih atau kasih sayang, Dompet Dhuafa berusaha menekankan bahwa pemberdayaan dan bantuan masyarakat merupakan semangat cinta dan kasih terhadap sesama.

Jakarta memiliki 13 aliran sungai yang membuatnya rentan terjadi bencana banjir. Secara geografis, DKI Jakarta merupakan dataran rendah yang berada di antara hulu sungai dan pesisir. Di satu sisi dimensi drainase Kota Jakarta dirancang untuk menampung debit air dengan curah hujan maksimal 120 mm/hari. Artinya drainase yang tersedia kurang bisa menampung intensitas air hingga banjir marak terjadi di Jakarta.

Semoga dengan hadirnya program Grebek Kampung ini mampu membantu masyarakat untuk kembali bangkit dan lebih termotivasi kembali untuk menghadapi masa depan yang lebih cerah. (Arifian Fajar Putera/ Dompet Dhuafa)